30 Nov 2011

saat perjalanan pulang

 Dalam perjalanan pulang kembali ke Karangasem setelah menghabiskan akhir minggu di Denpasar, istirahat sejenak di pantai Yeh Malet, yang merupakan daerah perbatasan antara Kab.Klungkung dan Kab.Karangasem. Pantai ini menjadi tempat favorit memancing. Kebetulan hari menjelang senja, di keluarkanlah senjata pamungkas untuk mengabadikan moment ini.




 Alat pancing itu didirikan tegak di pinggir pantai, bukan untuk didirikan begitu saja, tapi memang dengan cara seperti itu memancingnya.



 Pemuda ini cukup mahir dalam memancing, beberapa kali kailnya mendapatkan ikan.








 Dan matahari pun mengundurkan diri sejenak, momen yang dramatis, dengan cahaya semburat merah, memberi warna yang imajinatif pada seluruh pandangan.

Dan perjalananpun di lanjutkan kembali.

Menanti senja di Echo Beach, Canggu, Bali


 Terima kasih untuk @Ade Toromokoh yang mengajak saya ke tempat ini. Pantai ini tidak begitu jauh dari kota Denpasar. cukup setengah jam, sudah dapat menikmati keindahan pantai Echo Beach. Rata-rata pengunjung adalah wisatawan mancanegara yang menikmati resto di atas bukit batu di pinggir pantai dan surfing kala sore hari. Pasirnya memang tidak seputih pantai Kuta tapi untuk surfing, ombaknya cukup menjanjikan.








 Sembari menunggu matahari terbenam, duduk di bukit kecil tepian pantai, jepret sana jepret sini, menikmati pemandangan sekeliling, berbincang-bincang dengan kawan, cukup memberi ketenangan.









sabtu pagi di Kuta bali

 Gadis ini menatap laut dalam kesendiriannya

 Aktivitas pagi di Pantai Kuta selain wisatawan yang berolahraga juga para pekerja kebersihan yang membersihkan pantai Kuta dari sampah-sampah yang berserakan. Ayo Kawan jaga kebersihan pantai Kuta agar tetap indah dan menarik.

 Ada juga yang masih terlelap dalam dunia khayal, walau matahari sudah cukup membuat keringat bercucuran.

 Sejak awal sudah mencuri perhatian, dengan membawa "papan penggilesan", 2 cewek bohay ini duduk dulu sarapan nasi jinggo, lewat setengah jam setelah itu berjalan ke arah utara, entah jadi atau tidak mereka surfing.

Yang ini, wisatawan lokal (seperti saya), dengan kamera di tangan, jeprat jepret pacarnya atau istrinya, entahlah ;))

Ya itulah aktivitas sabtu pagi di Pantai Kuta Bali, menikmati pantai dengan berbagai macam cara, joging, surfing, swimming, sampai jepreting, dan menyeruput kopi instan yang dibeli dari asongan di sekitar Pantai Kuta. Nikmatnya......

Atap


Teringat dulu, kalau sore suka nangkring di atap rumah sambil ngemil rambutan atau mangga yang memang dahan pohonnya menjangkau atap rumah. Sembari menikmati pemandangan di sekeliling rumah. Dulu di sekitar rumah belum sepadat saat ini. Kebon-kebon penduduk masih subur dan ada beberapa kolam ikan. Pohon jengkol, pete, rambutan, mangga, sawo masih bisa ditemui saat itu. juga beberapa kuburan tak jauh dari kebon.  Dan dari atap, kita juga dapat melihat puncak gereja di kejauhan. Kalau urusan membetulkan genteng yang rusak atau antena tv, sudah biasa dilakukan. Tapi kini semua sudah tidak bisa dinikmati lagi. Di sekitar sudah penuh dengan komplek perumahan, kebon-kebon pun menjadi rumah kontrakan yang berjejer acak, tembok-tembok membatasi setiap jengkal tanah. Pandangan luas dari atap pun menjadi tak terjangkau lagi hanya terbatas kebon sendiri.

part.2


Memulai kembali mengambil gambar dengan DSLR setelah beberapa saat terlena menikmati fitur Android. Memang dengan efek-efek berlimpah yang disediakan aplikasi fotografi di Android, foto-foto menjadi "kaya" akan "imajinasi" dan "sangat terlalu indah". Itu kesimpulan yang saya dapat dari pengalaman selama beberapa waktu berkutat dengan beberapa aplikasi fotografi di Android. Buat saya, mem"vermak foto" dengan bermacam aplikasi tidak menjadi masalah karena memang program tersebut diciptakan untuk membuat foto menjadi lebih baik dan indah untuk dinikmati. Dan imajinasi setiap orang juga turut andil dalam mem"vermak foto". Mungkin karena kurang imajinasi itulah yang membuat saya kembali ke DSLR. ;)) {Kalau bosen DSLR. balik ke Android lagi} ;))))))

 Saya juga menggunakan program "vermak foto" untuk memperbaiki foto-foto yang saya ambil dengan DSLR. Karena keterbatasan kemampuan, saya hanya menggunakan aplikasi yang standar, sekedar cukup untuk crop, resize, rotate, white balance dan menambahkan text. (ACDsee dan Faststone). Saya hanya ingin foto yang saya "vermak" tidak jauh dari aslinya. Sesuai dengan nama dan motto blog ini "mataheru", apa yang saya lihat itulah yang saya jepret, plus sedikit "vermak". ;))))

Semoga foto-foto yang saya sajikan dapat dinikmati dengan imajinasi sekedarnya.

NB: Vermak, permak atau apalah, tanya saja hikayatnya sama Pakde Google ya

24 Nov 2011

the end

gelut

di atas air

will you 'colour' me?

lubang

tersisa

dalam kesendirian

ruang kosong

Published with Blogger-droid v2.0.1

muscle

Published with Blogger-droid v2.0.1

sangat bernilai

Published with Blogger-droid v2.0.1

helo monas

Published with Blogger-droid v2.0.1