Pulau dengan seribu masjid, memang benar, tidak sulit mencari
mesjid di Lombok, setelah menikmati sunset yang indah di
Pantai Senggigi istirahat sejenak untuk magrib. Setelah itu
cari kopi untuk menghangatkan body sembari cari informasi
untuk tujuan berikutnya. Berbincang-bincang dengan pemuda
lokal yang ternyata sedang kuliah di Malang dan saat ini
sedang menunggu wisuda.Banyak informasi yang didapat, dan dia
juga menawarkan rumahnya untuk persinggahan. Terima kasih
Iyun. Perjalanan dilanjutkan kembali menuju penyeberangan
Gili Trawangan.
Perjalanan menuju ke sana lumayan melelahkan, nyaris 2 jam.
Jalan memang mulus tapi minim lampu jalan, untunglah cuaca
cerah. Jalan yang naik turun, berkelok, gelap, sendiri, cukup
membuat deg-deg an. Cukup sadar kalau jalan berbukit ini
sebelah kiri nya adalah pinggir laut walau tidak mampu
melihat dengan jelas. Beberapa kali kelokan tajam yang
menanjak membuat motor oleng. Akhirnya dari jauh mulai
kelihatan lampu penerangan dan rumah-rumah penduduk mulai
ramai.
Didapat informasi kalau penyeberangan ke Gili Trawangan hanya
dapat dilakukan mulai pukul 8 pagi hingga 5 sore, kecuali
berminat dengan kapal cepat yang pasti dengan harga yang
tidak murah. Mencari penginapan dulu kemudian makan. Akhirnya
dapat losmen yang lumayan bagus, mungkin cuma satu-satunya
yang ada di dekat penyeberangan, dengan harga yang cukup
standar 150k (fan only). Setelah makan malam dengan menu ayam Taliwang,
mesjid di Lombok, setelah menikmati sunset yang indah di
Pantai Senggigi istirahat sejenak untuk magrib. Setelah itu
cari kopi untuk menghangatkan body sembari cari informasi
untuk tujuan berikutnya. Berbincang-bincang dengan pemuda
lokal yang ternyata sedang kuliah di Malang dan saat ini
sedang menunggu wisuda.Banyak informasi yang didapat, dan dia
juga menawarkan rumahnya untuk persinggahan. Terima kasih
Iyun. Perjalanan dilanjutkan kembali menuju penyeberangan
Gili Trawangan.
Perjalanan menuju ke sana lumayan melelahkan, nyaris 2 jam.
Jalan memang mulus tapi minim lampu jalan, untunglah cuaca
cerah. Jalan yang naik turun, berkelok, gelap, sendiri, cukup
membuat deg-deg an. Cukup sadar kalau jalan berbukit ini
sebelah kiri nya adalah pinggir laut walau tidak mampu
melihat dengan jelas. Beberapa kali kelokan tajam yang
menanjak membuat motor oleng. Akhirnya dari jauh mulai
kelihatan lampu penerangan dan rumah-rumah penduduk mulai
ramai.
Didapat informasi kalau penyeberangan ke Gili Trawangan hanya
dapat dilakukan mulai pukul 8 pagi hingga 5 sore, kecuali
berminat dengan kapal cepat yang pasti dengan harga yang
tidak murah. Mencari penginapan dulu kemudian makan. Akhirnya
dapat losmen yang lumayan bagus, mungkin cuma satu-satunya
yang ada di dekat penyeberangan, dengan harga yang cukup
standar 150k (fan only). Setelah makan malam dengan menu ayam Taliwang,
cukup jauh dari losmen, segera kembali ke losmen untuk beristirahat.
Karena masih dalam suasana Natal, si empunya losmen mengadakan live music di halaman losmen,
lumayan untuk hiburan, apalagi lagu-lagu yang dibawakan cukup
akrab di telinga. Walau body lumayan lelah tapi agak sulit
untuk memejamkan mata, dan menelpon kawan pun jadi alternatif
obat tidur. Thx ya.
Bangun dengan semangat 80an, langsung menuju penyeberangan yang tidak jauh dari losmen.
lumayan untuk hiburan, apalagi lagu-lagu yang dibawakan cukup
akrab di telinga. Walau body lumayan lelah tapi agak sulit
untuk memejamkan mata, dan menelpon kawan pun jadi alternatif
obat tidur. Thx ya.
Bangun dengan semangat 80an, langsung menuju penyeberangan yang tidak jauh dari losmen.
Dengan harga tiket yang cukup murah 10k, perjalanan ditempuh lebih kurang 1/2 jam
menuju Gili Trawangan.Kapal kayu ukuran sedang ini cukup memuat penumpang dan barang.
Dan merupakan alat transfortasi penyeberangan ke tiga Gili yang ada.
Beruntung, tidak jauh dari pintu masuk, mendapatkan penginapan yang cukup murah, 150k (fan only). Losmen/hotel cukup bervariatif disini dengan rentang harga 150k s/d jutaan ada, ya karena bekpekeran amatir cukuplah losmen yang menawarkan harga murah ini. Kalau mau lebih murah bisa menginap di rumah-rumah penduduk dengan lokasi agak ke tengah pulau. Setelah unpacking dan mempersiapkan senjata tempur, siaplah dimulai petualangan di Gili..........ciattttt.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar